Senin, 07 Mei 2018

Indra Penglihatan Serangga

SISTEM INDERA PADA HEWAN SERANGGA


SISTEM INDERA PADA HEWAN SERANGGA

Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor inderajalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.

Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.

Sistem Indra pada Serangga

Di dalam sistem indera, terdapat reseptor inderajalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.


Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya.

Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa.

 

Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok, yakni :

1.      Kemoreseptor


 

Kemoreseptor yang berhubungan dengan indra perasa dan indra pembau adalah bagian-bagian yang penting dalam sistem sensorik yang menyangkut tingkah laku serangga. 

Penciuman adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.

Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimiaasiri atau pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.

Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentukkemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.

Organ indra kemoreseptor / kimiawi  tanggap terhadap kontak dengan bahan-bahan kimiawi, yang digunakan sebagai isyarat kimiawi dalam lingkungan bagi serangga dari banyak aspek, misalnya untuk :

1.  mendapatkan makanan,

2. mediasi fungsi kasta di dalam kolom serangga  sosial,

3. menemukan pasangan,

4. identifikasi rangsangan berbahaya yang membahayakan hidup,

5.  pemilihan tempat peletakan telur,

6. pemilihan habitat.

  Secara umum pengindraan kimiawi dapat di bagi dalam tiga hal :

1. pengindraan kimiawi  jarak jauh, disebut  alpaksi  (alpaction),

2. pengindraan dengan kontak, disebut gustasi (gustation),

3. pengindraan umum.

         Pada alfaksi, organ indra tanggap terhadap molekul atau bahan kimia  dalam bentuk gas pada konsentrasi yang relatif  rendah, organ itu sangat peka dan mempunyai kespesifikan yang tinggi terhadap bahan kimia tertentu.

                 Gustasi terjadi karena kontak langsung dengan melekul atau lainnya dalam bentuk larutan, biasanya dengan kontraksi yang relatip tinggi di bandingkan dengan alpaksi umumnya, indra ini kurang peka dari pada indra alpaksi dan biasanya berhubungan dengan kegiatan makanan.

        Pengindraan kimiawi umum melibatkan organ-organ indra yang kurang peka, kecuali terhadap konsentrasi yang tinggi  bahan kimia yang merangsang.

 

2.      Mekanoreseptor

Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga).

Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalammanusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.

Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.

     Organ-organ perasa serangga peka terhadap reaksi stimuli mekanik / mekanoreseptor seperti sentuhan, tekanan, atau getaran dan memberikan informasi kepada serangga tentang arah, gerakan-gerakan umum, makan, terbang, menjauhi musuh, reproduksi dan aktivitas-aktivitas lainnya.

Organ-organ perasa ini ada tiga kelompok yaitu,

1. sensila rambut,

2. sensila kampaniform,

3. organ-organ skolopoforus.

 

3.      Photoreseptor/ Fotoreseptor

Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata.

Fotoreseptor / Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenalicahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.

Organ penglihatan utama serangga biasanya ada dua tipe yaitu, mata tunggal dan mata majemuk.  Reseptor-reseptor cahaya yang paling kompleks pada serangga adalah mata majemuk yang memiliki banyak omatidia. Omatidia berfungsi untuk mengatur frekuensi cahaya yang masuk ke mata.

Serangga memiliki kemampuan menyatukan cahaya yang tidak sama gelombangnya sehingga dapat memandang bentuk, walaupun serangga sedang dalam penerbangan yang cepat dan karena itu serangga sangat peka terhadap gerakan.

Serangga menggunakan tanda atau isyarat penglihatan dalam menentukan tempat dan mengenal induknya.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar